Pengajian Ramadhan 1433 H

PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA
"Revitalisasi Peran Muhammmadiyah dalam Pembelaan Kaum Mustadh’afin di Kota Yogyakarta"
Mustadh’afin, menurut Kuntowijoyo adalah segolongan kaum yang tidak hanya lemah karena ketidakberdayaan ekonomi dan sosialnya, namun juga yang terlemahkan secara sistem sehingga mereka tidak mampu mengembangkan dirinya menjadi kaum yang setara dengan kaum qowiy (kuat). Sistem yang sengaja menindas itulah yang menghambat akses mereka atas pendidikan, kesehatan, serta fasilitas sosial lainnya. Kukungan kemiskinan dan sistem itulah yang membuat mereka tidak berdaya.

Menurut data Badan Pusat Statistik DIY, jumlah penduduk miskin, yaitu penduduk yang konsumsinya berada di bawah garis kemiskinan, pada September 2011 di Provinsi DIY terdapat 564,23 ribu orang (16,2 %). Di kota Jogja sendiri, menurut data Dinasosakertrans, tercatat hingga 2011 lalu, keluarga miskin di kota Yogyakarta sebanyak 8.981 keluarga (KMS 1, KMS 2 dan KMS 3), dengan angka tertinggi berada di Danurejan, Jetis dan Umbulharjo. Merekalah kaum mustadh’afin di wilayah kota Yogyakarta.

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan pondasi memperjuangkan kaum mustadh’afin tersebut seharusnya terus konsisten pada pijakan awal itu. Kaum mustadh’afin yang kini semakin termarjinalkan dari akses-akses akan kebutuhan primer harus diperjuangkan. Semangat Muhammadiyah yang memihak kaum mustadh’afin tersebut harus terus berkobar.

Muhammadiyah Kota Yogyakarta melalui majelis-majelisnya harus berpikir keras bagaimana kaum mustadh’afin yang berada di wilayah dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta semakin meningkat kesejahteraannya. Program-program pemberdayaan seharusnya lebih digiatkan lagi dalam rangka mengangkat derajat mereka. Semangat al-Maa’un jilid II harus digelorakan.

Untuk itulah, seharusnya bulan Ramadhan menjadi momentum merefleksikan kembali bagaimana peran keummatan Muhammadiyah di Kota Yogyakarta untuk mengangkat derajat kaum mustadh’afin dengan mengkaji rekonstruksi makna mustadh’afin, refleksi peran Muhammadiyah Kota Yogyakarta atas kaum mustadh’afin, model-model pemberdayaan kaum mustadh’afin dan peran kader Muhammadiyah di dalamnya, serta upaya advokasi terhadap mereka.

Diharapkan setelah penyelenggaraan pengajian ini, seluruh komponen ranting, cabang dan daerah di wilayah dakwah Muhammadiyah Kota Yogyakarta bisa menemukan formula baru bagaimana seharusnya kaum mustadh’afin diperjuangkan nasibnya. Tantangan kapitalisme, konsumerisme, premanisme dan godaan korupsi yang semakin menekan keberadaan kaum mustadh’afin juga seharusnya dipikirkan strategi penanggulangannya sehingga kesejahteraan sosial yang dirasakan semua seperti yang dicita-citakan Islam dapat tercapai. Billahisabiilil haq fastabiqul khairat.

Oleh : Ghifari Yuristiadhi

0 komentar:

__________________Link Organisasi Otonom Daerah__________________

logo-aisyiyah-kecil angkatan-muda-muhammadiyah imm Logo Pemuda Muhammadiyah na logo-resmi-ipm tapaksuci_logo Logo-HW